Bagi seorang pelajar, mahasiswa, atau seseorang yang hendak menempuh pendidikan atau bekerja di luar negeri, tentunya menempuh ujian TOEFL adalah sebuah keharusan. Lalu, apakah kamu sudah tahu untuk lulus TOEFL minimal berapa skor yang harus dicapai?
Biasanya, TOEFL dijadikan sebagai salah satu persyaratan untuk bisa diterima di universitas atau perusahaan, baik luar negeri maupun dalam negeri yang berstandar internasional. Tak jarang, TOEFL juga digunakan sebagai syarat kelulusan bagi seorang mahasiswa tingkat akhir.
Lulus TOEFL Minimal Berapa ?
Layaknya ujian pada umumnya, TOEFL juga punya standar kelulusan, lho. Pasalnya, TOEFL menjadi sebuah bukti sejauh mana kemampuan berbahasa Inggris yang kamu miliki. Jadi kalau ingin lulus TOEFL, maka kamu harus memenuhi standar tersebut. Memang, lulus TOEFL minimal berapa, sih?
Berikut skor minimal lulus TOEFL yang harus dicapai berdasarkan jenis ujiannya:
1. TOEFL IBT
TOEFL IBT atau TOEFL Internet Based Test merupakan ujian TOEFL yang diselenggarakan secara online menggunakan media laptop atau komputer. Hingga saat ini, ada lebih dari 30 negara yang menggunakan jenis TOEFL ini, lho. Materi yang diujikan pada TOEFL IBT meliputi Reading, Listening, Writing, dan Speaking.
Masing-masing materi ujian memiliki skor maksimal yaitu 30 poin. Jadi, total skor maksimal keseluruhan adalah 120 poin. Sedangkan skor minimal yang harus dicapai tentunya berbeda-beda, tergantung tujuannya untuk apa.
Jika ingin kuliah ke luar negeri, maka skor minimal yang harus kamu capai berkisar 80-100 poin. Seperti pada negara Jepang, Taiwan, dan Korea, biasanya skor minimalnya adalah 79 poin. Sedangkan negara Amerika Serikat yaitu 100 poin.
Namun kalau kamu ingin mendaftar CPNS di Indonesia,. tentu skor minimalnya lebih rendah dibandingkan luar negeri, yaitu:
- Kementerian ESDM = 45 poin.
- Kementerian Luar Negeri = 80 poin.
- Kementerian Komunikasi dan Informatika = 32 poin.
- Kementerian PPPA = 45 poin.
- Kementerian PUPR = 35 poin.
- BKN = 45 poin.
2. TOEFL CBT
Sedangkan TOEFL CBT adalah singkatan dari TOEFL Computer Based Test. Bisa dilihat dari namanya, kalau jenis tes ini berbasis komputer dengan menggunakan software resmi dari ETS (Educational Testing Service). Materi yang diujikan adalah Listening, Reading, Writing, dan Structure.
Lama pengerjaan TOEFL ini berkisar 2-2,5 jam. Untuk jenis TOEFL yang satu ini memiliki rentang skor yaitu 0-300 poin. Namun sayangnya, TOEFL CBT mulai tergantikan dengan TOEFL IBT. Biasanya, TOEFL CBT digunakan oleh negara-negara yang belum memiliki sistem IBT.
3. TOEFL PBT
Adalagi jenis TOEFL lainnya yang bernama TOEFL PBT atau TOEFL Paper Based Test. Dari namanya saja pasti kamu sudah bisa menebak, bahwa jenis tes ini menggunakan kertas sebagai lembar jawabannya. Materi yang diujikan pada jenis TOEFL ini adalah Listening, Reading, dan Structure.
Skor tertinggi pada jenis TOEFL PBT adalah 677 poin. Biasanya, TOEFL PBT digunakan sebagai syarat kelulusan mahasiswa tingkat akhir di Indonesia. Bagi mahasiswa S1, kamu membutuhkan skor berkisar 450-550. Sedangkan untuk mahasiswa S2 membutuhkan skor berkisar 500-550.
Selain itu, jenis TOEFL ini juga bisa digunakan untuk mendaftar CPNS dengan skor minimal sebagai berikut:
- Kementerian ESDM = 450 poin.
- Kementerian Luar Negeri = 550 poin.
- Kementerian Komunikasi dan Informatika = 400 poin.
- Kementerian PPPA = 400 poin.
- Kementerian Perindustrian = 475-500 poin.
- Kementerian PUPR = 450 poin.
- BKN = 400 poin.
- Kejaksaan RI = 450-500 poin.
Nah, setelah membaca artikel di atas, sekarang kamu sudah nggak bingung lagi, kan? Jika sudah mengetahui apa tujuanmu mengikuti ujian TOEFL, maka mulailah membuat target skor minimal dan belajar bahasa Inggris semaksimal mungkin.
Untuk hasil terbaik, kamu juga bisa mengikuti kursus bahasa Inggris di Fun English Course, lho. Tentunya, belajar bahasa Inggris akan terasa mudah dan menyenangkan bersama pengajar yang berpengalaman di bidangnya. Tak perlu bingung lagi, segera hubungi nomor WhatsApp dibawah ini untuk informasi lebih lanjut.